Robbie Fowler Memenangkan Penghargaan UEFA Fair Play

Robbie Fowler Memenangkan Penghargaan UEFA Fair Play

Robbie Fowler lahir pada 9 April 1975 serta dibesarkan pada perumahan Toxteth. menjadi seseorang anak belia beliau artinya pendukung setia Everton.

Beliau dipilih buat tim Liverpool Schools U-14 dan ditemukan sang pemandu bakat Liverpool Jin Aspinall.

Beliau mulai berlatih dengan Liverpool FC seminggu sekali serta menandatangani formulir sekolah menggunakan klub.

2 tahun kemudian dia mendaftar menjadi trainee YTS dan beliau menjadi profesional di April 1992 di hari ulang tahunnya yg ke-17.

Beliau membantu tim Inggris U-18 memenangkan Kejuaraan Eropa di ekspresi dominan panas 1993.

Robbie Fowler Memenangkan Penghargaan UEFA Fair Play

Sebelum membentuk debut tim pertama yang mencetak gol pada kemenangan 3-1 Liverpool pada pertandingan putaran pertama Piala Coca Cola di Fulham di September 1993.

Dan memperhatikan ketika Fowler meraih seluruh 5 gol pada leg kedua di Anfield 2 minggu kemudian.

Dengan cara ini Robbie Fowler menjadi pemain keempat dalam sejarah Liverpool yang mencetak 5 gol pada pertandingan senior.

Dia mencetak hat-trick liga pertamanya melawan Southampton hanya pada pertandingan liga kelimanya.

Dan 3 belas pertandingan pertamanya buat klub membuat dua belas gol yang hadiahnya artinya debut Inggris U-21 melawan San Marino di November 1993.

Beliau menandai kesempatan ini dengan mencetak gol pembuka Inggris pada mnt ketiga.

Meskipun tidak bisa mempertahankan rasio gol-pertandingannya sepanjang animo serta meskipun absen selama hampir dua bulan karena patah tulang.

Beliau permanen menyelesaikan musim pertamanya menjadi pencetak gol terbanyak klub dengan 18 gol pada semua kompetisi.

Menjadi bagian dari tim Liverpool yg memenangkan game online Piala perserikatan di tahun 1995.

Robbie Fowler memenangkan Pemain belia PFA Tahun Ini pada tahun 1995 dan 1996, suatu prestasi yg hanya disamai sang Ryan Giggs, dan tidak tertandingi hingga hari ini.

Sepanjang pertengahan serta akhir 1990-an, Fowler disebut sang banyak orang sebagai finisher paling alami yg bermain pada Inggris.

Dalam satu pertandingan pada tahun 1994, dia mencetak hat-trick (tiga gol) pada 4 mnt serta 32 dtk melawan Arsenal, rekor perserikatan primer sampai hari ini.

Pada tahun 1996, dia mencetak empat gol melawan Middlesbrough, mencapai satu abad gol satu pertandingan lebih cepat dari mentornya, Ian Rush.

Fowler diberi peringkat menggunakan Alan Shearer menjadi satu 1/2 berasal “2 finisher paling mengagumkan di Sepak Bola Inggris” oleh komentator mirip Alan Parry.

Serta Fowler lebih lanjut menyegel reputasi ini waktu dia mencetak lebih asal 30 gol selama tiga trend berturut-turut, sampai 1997.

Sayangnya, talenta mentah Fowler menyatu dengan reputasi terkenal pada luar lapangan.

Beliau diejek bersama menggunakan beberapa rekannya pada ketika itu; Stan Collymore, Jamie Redknapp serta teman, Steve McManaman, buat budaya kolektif mereka menjadi “Spice Boys”.

Istilah menghina yang mendeskripsikan tim saat itu sebagai playboy yg kurang berprestasi pada permainan.

Menjadi contoh, Fowler secara luas dikabarkan sudah melakukan korelasi seksual menggunakan Jo Bellotti, istri kepala eksekutif Brighton David Bellotti pada toilet Grand Hotel menyusul pertandingan testimonial mantan gelandang Liverpool dan Brighton Jimmy Case.

Fowler pula terkenal sebab perkelahian klub malam, pada mana beliau menderita patah tulang hidung selama bertahun-tahun, dan korelasi dekatnya dengan pemain kontroversial seperti Paul Gascoigne.

Tetapi, menurut sebuah artikel di Far Eastern Economic Review oleh Stephen Thanabalan, pada tengah ekspos skandal tabloid Fowler, scouser secara tak sengaja membuat dirinya disayangi sang penggemar Liverpool menggunakan beberapa kejenakaan yg paling berkesan dalam sejarah sepak bola.

Di tahun 1997, setelah mencetak gol pada pertandingan Piala Winners, dia mengangkat kaus Liverpoolnya buat menawarkan kaus lain yang mendukung buruh pelabuhan Liverpool yang dipecat, mendapatkan denda , namun memenangkan poly hati di Merseyside.

Tahun itu, ia jua memenangkan penghargaan UEFA Fair Play buat prestasi individu menggunakan membuktikan bahwa ia merupakan olahragawan yg baik sebab mengakui bahwa dia tak dilanggar di Highbury setelah penalti diberikan.